drg. Theodorus Hedwin Kadrianto, Sp.PM
Penyakit tangan kaki mulut atau Hand Foot Mouth Disease (HFMD), atau yang juga sering disebut sebagai flu Singapura adalah penyakit menular yang umum terjadi pada anak-anak, meskipun bisa saja terjadi pada orang dewasa yang tertular dari anak-anak. Biasanya, terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Coxsackie atau Enterovirus. Ciri-ciri utamanya adalah adanya demam, sariawan pada mulut, dan bercak-bercak kemerahan pada kulit terutama kaki dan tangan. Gejala lainnya berupa nafsu makan rendah, rasa tidak enak badan, dan sakit tenggorokan.
Terkadang, bercak kemerahan muncul pula pada bagian kulit yang lain seperti pantat. Bercak kemerahan ini kemudian berkembang menjadi seperti lepuh melenting yang dapat pecah dan menimbulkan luka yang perih. Bila terjadi pada telapak kaki, maka pasien akan merasa perih saat berjalan. Sedangkan luka pada mulut akan membuat pasien sulit makan dan berbicara. Apabila Anda menjumpai ciri-ciri seperti itu pada anak Anda, segeralah bawa ke dokter anak untuk mendapatkan obat penurun panas dan mungkin juga obat penghilang nyeri, juga untuk mengevaluasi kesehatan anak secara umum agar terhindar dari komplikasi.
Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter gigi (atau spesialis Penyakit Mulut) untuk mengetahui pilihan obat kumur yang tepat yang dapat menghilangkan nyeri pada mulut anak Anda. Anda tidak perlu kuatir karena pada umumnya, tanpa pengobatan pun sang anak akan sembuh sendiri, meskipun butuh waktu lebih lama dan membuat ia terus kesakitan karena nyeri dari luka-luka pada mulut dan kulit. Istirahat yang berkualitas sangat penting, seperti juga pada penyembuhan penyakit-penyakit karena virus lainnya seperti cacar air, campak, dll. Penyakit ini tidak memerlukan antibiotik.
Meskipun mayoritas kasus ini bersifat ringan dan sembuh sendiri, tetapi dunia mencatat adanya wabah HFMD yang menyebabkan kematian. Misalnya di negara bagian Sarawak di Malaysia tahun 1997, terjadi wabah yang mengenai total 2628 anak hanya dalam waktu 3 bulan saja, dan 29 diantaranya meninggal dunia.
Wabah lainnya pernah tercatat di Australia, Brunei Darussalam, Cina, Jepang, Mongolia, Korea, Singapura, dan Vietnam, dengan cukup banyak korban jiwa. Pada kasus-kasus yang menyebabkan kematian, bercak kemerahan yang ringan tersebut kemudian disertai dengan sejumlah komplikasi, seperti kejang, kelumpuhan tangan/kaki, serta gangguan jantung atau paru-paru. Hal ini mengingatkan kita untuk tetap waspada, terus memeriksa kondisi anak saat mengalami penyakit tersebut, dan sedini mungkin memeriksakan anak ke dokter anak, atau ketika muncul komplikasi.
Perlu diingat bahwa penyakit ini bersifat menular, sehingga ketika anak masih dalam fase penyakit aktif, yang ditandai dengan luka-luka yang masih bertambah dan berkembang (terutama dalam 1 minggu pertama), si anak sebisa mungkin dibatasi dahulu dari kontak dengan orang-orang sekitar. Sebaiknya ia izin dari sekolahnya, sehingga tidak menularkan penyakitnya kepada teman-temannya. Adapun orang dewasa umumnya kebal terhadap penularan virus ini.
Penyakit virus ini menular melalui penelanan/penghirupan air ludah, bersin/batuk, cairan luka kulit, dan kontaminasi tinja dari pasien yang sedang mengalami penyakit aktif. Salah satu cara mencegah penularan penyakit ini adalah dengan rajin mencuci tangan, tidak berbagi alat makan, dan pembersihan mainan/benda terkontaminasi dengan disinfektan.