Saat ini tidak ada data yang signifikan tentang skrining untuk kanker mulut atau Oral Potentially Malignant Disorder (OPMD) di Indonesia. Lebih lanjut, menurut Profesor Cheong pada tahun 2017, dalam makalahnya (Oral Cancer in SEA), Indonesia memiliki registri kanker yang aktif tetapi tidak ada laporan yang dapat diakses secara online dan tidak ada data yang dapat direkam dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam, yang semuanya memiliki register aktif.

Dr. Elizabeth yang telah melakukan penelitian sejak tahun 2015, menyatakan bahwa beberapa faktor risiko tertentu dapat menyebabkan kanker mulut. Pertama, merokok tembakau. Menurut Departemen Kesehatan Indonesia, di Indonesia dilaporkan terdapat lebih dari 90 juta perokok, baik perokok aktif maupun pasif.

Kedua, mengunyah sirih, atau menyirih, seperti yang dikenal secara lokal, Kebiasaan ini telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang Indonesia dan telah diwariskan secara turun-temurun. Mengunyah sirih ini dapat ditemukan di banyak pulau, seperti Papua Barat, Maluku, Ternate, Tidore, Sulawesi Selatan, Makassar, Kalimantan, dan Sumatera Utara.

Yang ketiga adalah mereka yang minum alkohol. Meskipun alkohol tidak begitu populer di Indonesia karena larangan agama, namun secara mengejutkan alkohol dapat ditemukan di daerah pinggiran kota dengan alkohol buatan mereka, yang bisa mencapai 70% alkohol.

Namun, dengan kebiasaan-kebiasaan yang disebutkan sebelumnya dalam artikel ini, kanker mulut belum menjadi bidang yang terkonsentrasi dalam hal bagaimana warga negara sadar akan penyakit ini dan bagaimana kemungkinan kanker mulut bisa terjadi. Setengah dari pasien kanker mulut mengalami keterlambatan diagnosa, dan lebih dari 50% dari mereka mencari pengobatan pada stadium lanjut penyakit ini, prevalensi fenomena ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan istilah "kanker mulut" di masyarakat Indonesia. Hal ini juga disebabkan oleh lemahnya pencatatan kasus.

Selain itu, tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter gigi, tidak secara naluriah melakukan skrining kanker mulut di mana elemen-elemen ini memainkan peran penting dalam mengenali gejala kanker mulut yang dapat mengarah pada prognosis pengobatan.

Terakhir, hal ini juga disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah terhadap kanker mulut baik terhadap program atau penelitian yang terkonsentrasi, yang merupakan kasus dalam data skrining besar dari semua pasien di Indonesia. Kesimpulannya, kanker mulut adalah penyakit yang sangat berbahaya yang dapat terkontaminasi dan menyebar di antara warga. Kanker mulut perlu ditangani secara tepat dan menyeluruh. Studi multi-vektor ini bertujuan untuk mendapatkan informasi penting tentang OPMD/OC dan faktor risiko terkait di Indonesia.


Sumber: oralcancerprevention.info

Source: oralcancerprevention.info

Comments
* The email will not be published on the website.